Pengaruh Konsentrasi Enzim terhadap kecepatan reaksi


A.   Judul     : Pengaruh Konsentrasi Enzim terhadap Kecepatan Reaksi.
B.   Tanggal   : 03 Oktober 2011
C.  Tujuan   : Menganalisis variasi konsentrasi enzim amilase terhadap kecepatan hidrolisis amilum.
D.   Alat dan Bahan
1.  Alat
Beaker gelas, Pengaduk, Timbangan, Gelas Ukur, Tabung reaksi, Penangas air, Plat tetes, Pipet, termometer ruang, Lumpang dan mortir, Penjepit, Lampu spirtus, Kertas saring
2.  Bahan
Kecambah segar 200 buah, Amilum, Aquades


 







 

E.   Cara Kerja
1.     Membuat isolasi enzim dari kecambah
a.    Mengambil 100 buah kecambah yang segar
b. Menumbuh kecambah hingga halus, selanjutnya melarutkan dalam 100 mL aquadest, kemudian diamkan hingga mengendap.
c.    Menyaring perasan kecambah dengan kertas saring
d.    Kerja a-c untuk mendapatkan konsentrasi enzim 100 %
2.    Membuat variasi konsentrasi enzim
a.   Konsentrasi enzim 75 %             : Mengambil 15 mL konsentrasi enzim 100 % dan menambahkan 5 mL aquadest
b.   Konsentrasi 50 %                      : mengambil 10 mL konsentrasi enzim 100 % dan menambahkan 10 mL aquadest
c.   Konsentrasi 25 %                      : Mengambil 5 mL konsentrasi enzim 100 % dan menambahkan 15 mL aquadest
d.    Konsentrasi enzim 0 % (kontrol)          : aquadest
3.    Membuat larutan amilum 3 %
a.    Mengambil aquadest 100 mL : 50 mL dididihkan, 50 mL untuk melarutkab 3 gram amilum
b.    Memasukan larutan amilum ke dalam aquadest yang mendidij hingga terjadi aplacement
4.    Melihat aktivitas enzim amilase
a.   Mengambil masing-masing konsentrasi enzim sebanyak 5 mL, kemudian masukan dalam masing-masing tabung reaksi
b.    Menambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut 2 mL aplacement amilum selanjutnya kocok hingga homogen
c.    Memasukan kelima tabung reaksi ke dalam inkubator dengan suhu 37-400
d.    Menyiapkan plat tetes dan lugol
e.  Menguji setiap 3 menit, mengambil campuran enzim amilase dan amilum pada masing-masinng tabung reaksi sebanyak 2 tetes dan menambahkan 1 tetes lugol (masukan ke dalam plat tetes)
f.  Memperhatikan warna yang terjadi, warna yang tampak memnunjukan aktivitas enzim amilase
§    Amilum belum mengalami hidrolisis   berwarna       Biru
§      Amilum dipecah/hidrolisis menjadi amilodekstrin               
berwarna             Ungu
     Amilum dipecah /hidrolisis menjadi eritrodekstrin     berwarna       Merah
     Amilum dipecah/hidrolisis menjadi akrodekstrin       berwarna         Cokelat
     Amilum dipecah/hidrolisis menjadi maltosa       berwarna    Merah bata














F.   TABEL HASIL PENGAMATAN
























G.   HASIL PEMBAHASAN
Pada tiga menit pertama hingga tiga menit kedua, konsentrasi enzim 25-75 % terbentuk warna ungu. Hal ini menunjukan bahwa amilum telah dipecah/dihidrolisis menjadi amilodekstrin. Sedangkan pada konsentrasi enzim 100 %, pada tiga menit pertama dan tiga menit kedua mengalami perubahan warna ungu, hingga tiga menit ketiga terjadi perubahan warna dari ungu menjadi cokelat. Ketika konsentrasi enzim 100 % kami uji dengan benedict, hasilnya tidak terjadi perubahan warna merah bata. Hal ini menunjukan bahwa pada konsentrasi 100 %, amilum telah terhidrolisis menjadi akrodekstrin. Berbeda dengan konsentrasi 25-100 %, pada konsentrasi 0 % warna yang terbentuk adalah hijau.
Warna hijau bukan merupakan warna yang terdapat pada amilum yang terhidrolisis. Hal ini dapat terjadi karena pada saat menguji dengan lugol, amilum masih dalam keadaan panas sehingga enzim mengalami denaturasi atau dapat juga terjadi ketika proses mendinginkan belum stabil (masih dalam keadaan panas) sehingga pada saat memasukan tabung ke dalam inkubator, enzim telah rusak (denaturasi) sehingga tidak dapat bekerja/tidak mengalami reaksi yang seharusnya terjadi.
H.   KESIMPULAN
Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi enzim. Semakin banyak konsentrasi enzim, semakin cepat reaksinya. Kecepatan reaksi enzimatik akan meningkat seiring dengan peningkatan suhu sampai batas optimum. Setelah melewati suhu optimum, maka kecepatan reaksi enzimatik akan kembali menurun.

Comments

Popular Posts

Lembar Kerja Siswa (LKS) Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

Laporan Praktikum Anatomi Hewan Reptilia (Mabouya multifasciata)

RPP Model Make - a Match